Lontar martil (Hammer Throw) merupakan salah satu nomor atletik lapangan yang menuntut kombinasi unik antara kekuatan, kecepatan rotasi, dan teknik presisi. Untuk memastikan keamanan atlet dan keadilan kompetisi, Federasi Atletik Internasional (World Athletics, sebelumnya IAAF) menetapkan standar baku mengenai dimensi lapangan tempat atlet melakukan lemparan. Memahami ukuran lapangan lontar martil adalah kunci bagi penyelenggara dan atlet.
Berbeda dengan lemparan lain seperti tolak peluru atau lempar cakram, lontar martil membutuhkan area yang jauh lebih luas karena lintasan penerbangan martil yang panjang dan berputar. Lapangan lontar martil tidak hanya ditentukan oleh area tempat atlet berdiri, tetapi juga oleh sektor lemparan di mana martil harus mendarat.
Area utama yang menjadi fokus adalah zona pelemparan (throwing circle) dan sektor pendaratan (landing sector). Zona pelemparan umumnya terbuat dari beton atau bahan padat lainnya yang dirancang untuk menahan gaya rotasi atlet tanpa tergelincir. Diameter standar zona pelemparan adalah 2,135 meter, mirip dengan tolak peluru, namun konstruksinya seringkali lebih kokoh.
Krusial dalam ukuran lapangan lontar martil adalah sudut sektor pendaratan. Martil harus mendarat di dalam area yang dibatasi oleh dua garis yang membentang dari tengah lingkaran lempar. Sudut total dari sektor pendaratan ini sangat lebar untuk mengakomodasi lintasan yang memutar.
Menurut regulasi resmi, sektor pendaratan lontar martil mencakup sudut total 34 derajat,92. Sudut ini dibagi dua, menciptakan dua garis batas yang membentang dari pusat lingkaran lempar ke area pendaratan di lapangan rumput atau tanah yang telah ditentukan.
Jarak minimum yang harus dicapai oleh atlet tidak secara langsung ditentukan oleh dimensi lapangan, melainkan oleh panjang tali martil itu sendiri. Namun, agar lemparan dapat diukur secara akurat, area pendaratan harus diperpanjang sedemikian rupa sehingga lemparan terjauh pun masih jatuh di dalamnya.
Meskipun tidak ada batas panjang pasti untuk sektor pendaratan (karena tergantung pada performa atlet), penyelenggara harus memastikan bahwa lapangan memiliki kedalaman yang memadai. Untuk kompetisi tingkat internasional atau olimpiade, kedalaman lapangan harus cukup untuk menampung rekor dunia yang ada (saat ini di atas 88 meter untuk pria).
Oleh karena itu, area di depan lingkaran lempar harus berupa hamparan rumput atau tanah lapang yang jelas dan bebas dari halangan, yang membentang setidaknya 100 meter ke depan dari lingkaran lempar, dan memiliki lebar yang sesuai dengan sudut 34,92 derajat.
| Komponen Lapangan | Spesifikasi Standar | Catatan |
|---|---|---|
| Diameter Lingkaran Lempar | 2,135 meter | Material harus solid dan tidak licin. |
| Sudut Sektor Pendaratan | 34,92 derajat | Total sudut antara dua garis batas. |
| Kedalaman Area Pendaratan | Minimal 100 meter | Dibutuhkan untuk menampung lemparan elite. |
| Pagar Pengaman (Cage) | Wajib ada | Struktur besi tinggi untuk melindungi penonton. |
Aspek krusial lainnya yang terkait erat dengan ukuran lapangan lontar martil adalah pemasangan pagar pengaman atau cage. Karena martil dilempar dengan kecepatan sangat tinggi setelah beberapa kali putaran, ada risiko besar martil melenceng keluar dari sektor yang diinginkan jika atlet kehilangan kendali atau jika angin bertiup kencang.
Pagar pengaman ini berbentuk seperti huruf 'U' dan mengelilingi setidaknya 40% hingga 60% dari lingkaran lempar. Tujuannya adalah mengarahkan martil agar keluar hanya melalui celah terbuka yang menghadap langsung ke sektor pendaratan yang aman.
Tinggi pagar biasanya mencapai 7 meter atau lebih, dan harus terbuat dari jaring kawat baja yang kuat. Pagar ini bukan bagian dari pengukuran jarak lemparan, tetapi merupakan prasyarat keselamatan yang ketat dalam regulasi World Athletics.
Secara ringkas, ukuran lapangan lontar martil didominasi oleh kebutuhan akan ruang terbuka yang sangat besar dan sudut pendaratan yang spesifik (34,92 derajat) untuk mengamankan hasil lemparan yang valid dan menjaga keselamatan semua pihak. Lingkaran lempar yang berdiameter 2,135 meter menjadi titik nol, dari mana seluruh sektor lemparan diukur dalam konteks sudutnya. Atletik modern menuntut kepatuhan ketat terhadap dimensi ini demi standar kompetisi global.