Dalam dunia biologi dan kimia nutrisi, seringkali kita mendengar tentang makronutrien seperti kalsium atau kalium. Namun, ada sejumlah elemen yang dikenal sebagai mikronutrien atau unsur renik yang perannya sama vitalnya, salah satunya adalah mangan atom (simbol kimia: Mn). Mangan adalah logam transisi yang sangat penting bagi kehidupan, mulai dari fungsi enzim dalam tubuh manusia hingga perannya dalam struktur tumbuhan dan industri.
Mangan, dengan nomor atom 25, merupakan elemen yang relatif melimpah di kerak bumi. Dalam konteks biologis, kebutuhan tubuh akan mangan sangat kecil—itulah mengapa ia digolongkan sebagai mineral esensial dalam jumlah renik. Namun, kekurangan atau kelebihan mangan dapat menimbulkan masalah kesehatan yang signifikan, menunjukkan betapa sensitifnya sistem biologis terhadap keseimbangan unsur ini.
Fungsi utama mangan dalam tubuh manusia adalah sebagai kofaktor untuk berbagai macam enzim. Enzim-enzim ini terlibat dalam proses metabolisme yang mendasar. Salah satu peran paling terkenal adalah keterlibatannya dalam enzim mangan superoksida dismutase (MnSOD). Enzim ini adalah lini pertahanan utama sel terhadap stres oksidatif, membantu menetralkan radikal bebas berbahaya yang terbentuk selama respirasi seluler. Tanpa MnSOD yang berfungsi optimal, sel-sel kita akan lebih rentan terhadap kerusakan DNA dan penuaan dini.
Selain itu, mangan juga diperlukan untuk:
Bagi kesehatan tulang, misalnya, mangan membantu pembentukan matriks tulang rawan, yang kemudian akan mengalami mineralisasi. Kekurangan mangan dalam jangka panjang dapat berkontribusi pada penurunan kepadatan mineral tulang.
Jika kita melihat di dunia botani, peran mangan atom bahkan lebih dramatis. Mangan adalah komponen kunci dalam kompleks evolusioner yang paling penting di planet ini: fotosintesis. Mangan merupakan bagian integral dari kompleks pemecah air (Oxygen-Evolving Complex/OEC) pada fotosistem II di kloroplas tumbuhan.
Tugas OEC adalah memecah molekul air (H₂O) menjadi proton, elektron, dan gas oksigen (O₂). Tanpa mangan, tumbuhan tidak bisa menghasilkan oksigen yang kita hirup. Oleh karena itu, mangan atom bukan hanya penting bagi manusia, tetapi merupakan fondasi bagi seluruh rantai kehidupan berbasis oksigen. Kekurangan mangan pada tanaman sering terlihat sebagai klorosis (menguningnya daun) di antara urat daun.
Untungnya, mendapatkan asupan mangan yang cukup dari makanan tidaklah sulit. Berbagai jenis makanan merupakan sumber yang baik. Biji-bijian utuh, kacang-kacangan, sayuran hijau (terutama bayam), teh, dan beberapa buah-buahan seperti nanas adalah kontributor utama. Keseimbangan diet yang baik biasanya sudah mencukupi kebutuhan harian.
Namun, seperti mineral lainnya, kelebihan mangan dapat menjadi racun. Toksisitas mangan biasanya terjadi akibat paparan lingkungan kerja yang tinggi (misalnya, menghirup debu mangan dalam proses peleburan logam) atau melalui suplemen dosis sangat tinggi yang tidak disengaja. Paparan berlebihan jangka panjang dapat menyebabkan kondisi neurologis yang disebut manganisme, yang gejalanya mirip dengan penyakit Parkinson, menyerang sistem saraf pusat. Hal ini menekankan pentingnya menjaga konsentrasi mangan dalam rentang fisiologis yang sempit.
Kesimpulannya, meskipun namanya terdengar teknis—mangan atom—peran praktisnya dalam biologi sangat mendasar. Dari menghasilkan energi dalam mitokondria kita hingga menciptakan oksigen di atmosfer melalui fotosintesis, mangan adalah pahlawan tanpa tanda jasa dalam dunia kimia kehidupan.