Memulai budidaya ayam putih petelur yang sukses sangat bergantung pada pemilihan bibit yang tepat. Bibit yang berkualitas akan tumbuh menjadi ayam yang sehat, produktif, dan memiliki daya tahan penyakit yang baik. Terdapat beberapa jenis bibit ayam petelur putih yang populer, seperti Lohman, Hy-line, Isa Brown (meskipun cenderung coklat, varietas putihnya juga ada), dan Leghorn.
Saat memilih bibit (DOC - Day Old Chick), perhatikan beberapa kriteria penting. Pertama, pastikan bibit berasal dari indukan yang sehat dan tersertifikasi. Ini bisa ditanyakan kepada penjual atau produsen bibit terpercaya. Kedua, amati penampilan fisik bibit. Bibit yang baik memiliki ukuran seragam, pusar kering dan bersih, mata cerah dan tidak berkaca-kaca, serta bergerak aktif. Hindari bibit yang terlihat lesu, cacat, atau memiliki bulu yang kusut. Ketiga, pastikan bibit telah mendapatkan vaksinasi awal sesuai jadwal yang direkomendasikan. Vaksinasi penting untuk memberikan kekebalan dasar terhadap penyakit umum. Membeli dari penetasan atau pembibit yang memiliki reputasi baik akan mengurangi risiko mendapatkan bibit berkualitas rendah.
Kandang yang nyaman dan bersih adalah kunci utama dalam budidaya ayam putih petelur. Kandang harus dirancang untuk melindungi ayam dari cuaca ekstrem, predator, dan menjaga kebersihan lingkungan. Sistem kandang yang umum digunakan adalah sistem litter (lantai) atau sistem baterai.
Untuk sistem litter, pastikan ketebalan alas kandang (sekam padi, serutan kayu) mencukupi, sekitar 5-10 cm, dan dijaga tetap kering. Sirkulasi udara dalam kandang harus baik, tetapi hindari angin kencang yang langsung menerpa ayam. Suhu kandang juga perlu diperhatikan, terutama untuk DOC yang membutuhkan suhu lebih hangat (sekitar 32-35°C) yang kemudian diturunkan secara bertahap seiring bertambahnya usia. Pencahayaan dalam kandang berperan penting untuk merangsang produksi telur. Berikan pencahayaan yang cukup dan konsisten, biasanya sekitar 14-16 jam per hari saat ayam mulai bertelur.
Kebersihan kandang harus dijaga secara rutin untuk mencegah berkembangnya bakteri dan parasit. Lakukan pembersihan rutin, penggantian alas kandang jika basah atau kotor, serta desinfeksi kandang secara berkala. Kepadatan kandang juga harus diatur agar tidak terlalu padat, yang dapat menyebabkan stres dan penyebaran penyakit. Rasio yang umum adalah sekitar 8-10 ekor per meter persegi untuk ayam dewasa.
Pakan merupakan komponen biaya terbesar dalam budidaya ayam putih petelur, namun juga faktor paling krusial untuk produksi telur yang optimal. Kebutuhan nutrisi ayam petelur berbeda-beda tergantung fase pertumbuhannya.
Pakan dapat diberikan dalam bentuk konsentrat yang dicampur sendiri atau menggunakan pakan komersial yang diformulasikan khusus untuk ayam petelur. Pastikan ketersediaan air minum bersih dan segar setiap saat. Kualitas air sangat penting, karena air bersih membantu pencernaan dan metabolisme ayam.
Pemberian pakan sebaiknya dilakukan secara teratur, pagi dan sore hari, atau sesuai dengan rekomendasi dari produsen pakan. Hindari perubahan mendadak pada jenis pakan, karena dapat menyebabkan gangguan pencernaan. Jika perlu melakukan perubahan, lakukan secara bertahap selama beberapa hari.
Menjaga kesehatan ayam putih petelur adalah prioritas utama. Pencegahan penyakit jauh lebih efektif dan ekonomis daripada pengobatan. Program vaksinasi yang tepat harus dijalankan sesuai dengan rekomendasi dari dinas peternakan setempat atau dokter hewan. Vaksinasi rutin seperti Newcastle Disease (ND), Infectious Bronchitis (IB), dan Avian Influenza (AI) sangat penting.
Selain vaksinasi, biosekuriti kandang harus diterapkan dengan ketat. Ini meliputi pembatasan akses orang luar ke dalam area kandang, desinfeksi kendaraan dan peralatan yang masuk, serta menjaga kebersihan lingkungan sekitar kandang. Pemantauan harian terhadap kondisi ayam sangat krusial. Amati perilaku ayam, nafsu makan, dan kondisi fisik. Segera pisahkan ayam yang menunjukkan gejala sakit untuk mencegah penyebaran penyakit.
Gejala umum penyakit pada ayam antara lain lesu, nafsu makan menurun, diare, batuk, bersin, dan penurunan produksi telur. Jika ditemukan gejala sakit, segera konsultasikan dengan dokter hewan untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat. Penggunaan obat-obatan dan antibiotik sebaiknya dilakukan di bawah pengawasan profesional untuk menghindari resistensi dan residu obat pada telur.
Ayam putih petelur biasanya mulai bertelur pada usia sekitar 17-20 minggu, tergantung pada manajemen dan jenis bibitnya. Puncak produksi telur biasanya dicapai pada usia 25-30 minggu dan dapat bertahan hingga 70-80 minggu.
Produksi telur dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk genetik, nutrisi, manajemen kandang, stres, dan kesehatan. Pastikan pencahayaan yang konsisten dan sesuai, pakan yang bernutrisi lengkap, air minum yang cukup, serta lingkungan kandang yang nyaman.
Telur sebaiknya dipanen setidaknya dua kali sehari, pagi dan sore. Gunakan wadah telur yang bersih untuk menjaga kebersihan telur. Telur yang terkumpul harus segera disortir berdasarkan ukuran dan kualitas. Telur yang retak atau pecah sebaiknya segera diolah atau dikonsumsi sendiri untuk menghindari kerugian. Simpan telur di tempat yang sejuk dan kering untuk menjaga kesegarannya. Penjualan telur dapat dilakukan secara langsung ke konsumen, pasar tradisional, atau melalui tengkulak.
Budidaya ayam putih petelur bisa menjadi peluang bisnis yang menguntungkan jika dikelola dengan baik. Mulai dari pemilihan bibit berkualitas, manajemen kandang yang optimal, pemberian pakan yang tepat, hingga pencegahan penyakit yang ketat, semuanya saling berkaitan dan membutuhkan perhatian serius. Dengan penerapan praktik budidaya yang benar, peternak dapat menghasilkan telur berkualitas tinggi dan memaksimalkan produktivitas ayam peliharaannya.