Ilustrasi nutrisi ibu dan bayi
Proses menyusui adalah periode penting yang menuntut kebutuhan nutrisi ibu meningkat drastis. Salah satu nutrisi esensial yang sering disorot adalah asam folat (Vitamin B9). Meskipun lebih dikenal luas perannya dalam pencegahan cacat tabung saraf pada janin selama kehamilan, asam folat tetap vital selama masa laktasi. Bagi ibu menyusui (busui), memastikan kecukupan asupan asam folat bukan hanya demi kesehatan diri sendiri, tetapi juga untuk mendukung tumbuh kembang optimal buah hati.
Asam folat berperan sebagai koenzim dalam berbagai proses metabolisme tubuh, termasuk sintesis DNA, pembentukan sel darah merah, dan fungsi saraf yang sehat. Selama menyusui, nutrisi yang dikonsumsi ibu akan disalurkan melalui ASI. Berikut adalah alasan utama mengapa kebutuhan asam folat tetap tinggi:
Kebutuhan asam folat sedikit meningkat atau setidaknya dipertahankan tinggi selama masa menyusui. Rekomendasi umum dari berbagai lembaga kesehatan menyarankan agar ibu tetap mengonsumsi suplemen prenatal yang mengandung asam folat atau meningkatkan asupan dari makanan.
Secara umum, kebutuhan harian asam folat bagi wanita dewasa adalah sekitar 400 mcg DFE (Dietary Folate Equivalents). Selama menyusui, beberapa ahli menyarankan untuk mempertahankan asupan sekitar 450-500 mcg DFE per hari, terutama jika ibu tidak lagi mengonsumsi suplemen kehamilan khusus pasca melahirkan.
Mengandalkan makanan utuh adalah cara terbaik untuk mendapatkan asam folat bersama dengan nutrisi pendukung lainnya. Tubuh menyerap folat dari makanan (folat alami) lebih baik daripada folat sintetis dalam suplemen, meskipun suplemen seringkali diperlukan untuk memenuhi target minimum.
Sumber makanan kaya asam folat meliputi:
Kekurangan asam folat pada ibu menyusui jarang terjadi jika pola makan bervariasi, namun jika terjadi, dapat bermanifestasi sebagai kelelahan kronis, anemia, atau kesulitan pemulihan pasca melahirkan. Penting untuk diperhatikan bahwa suplementasi yang berlebihan juga perlu dihindari.
Meskipun asam folat larut dalam air dan kelebihan dosisnya cenderung dikeluarkan melalui urin, mengonsumsi folat sintetis dalam jumlah sangat tinggi (melebihi 1000 mcg per hari) tanpa pengawasan dokter dapat berpotensi menutupi gejala kekurangan Vitamin B12. Kekurangan B12 yang tidak terdeteksi dapat menyebabkan kerusakan saraf permanen, meskipun ini lebih sering terjadi pada pola makan vegan ketat.
Setiap ibu memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda, tergantung pada pola makan, status gizi sebelum hamil, dan durasi menyusui. Sangat disarankan bagi ibu menyusui untuk selalu berkonsultasi dengan dokter kandungan atau ahli gizi terdaftar sebelum memulai atau mengubah dosis suplemen apa pun.
Dengan memastikan kecukupan asam folat melalui kombinasi diet seimbang dan, jika perlu, suplemen, ibu menyusui dapat menjalani periode laktasi dengan energi yang lebih baik sambil memberikan nutrisi terbaik bagi pertumbuhan buah hati yang tercinta.